Saturday, 31 March 2012

Racun Demokrasi dan Islam "Moderat"


Oleh: Farid Wadjdi (Lajnah Siyasiyi Hizbut Tahrir Indonesia)

Indonesia akan menjadi model bahwa tidak perlu ada konflik antara Islam dengan modernitas dan demokrasi. Hal ini disampaikan Presiden dalam pidatonya di depan peserta APEC CEO Summit 2011 di Honolulu, Hawaii (12/11). SBY Juga mengatakan Indonesia akan menjadi model Islam moderat yang berkomitmen menekan radikalisme dengan cara yang tidak melanggar HAM dan menjunjung demokrasi.
Secara pemikiran kita tentu mempertanyakan benarkah Islam sejalan dengan demokrasi? Mengingat dua sistem ini memiliki landasan pemikiran yang sangat berbeda dan bertolak belakang. Prinsip penting yang mutlak dalam demokrasi adalah kedaulatan di tangan rakyat (as siyadah lil sya’bi). Sumber hukum wajib berdasarkan kehendak rakyat dengan prinsip suara mayoritas. Artinya, yang menentukan benar dan salah adalah suara manusia.

Monday, 19 March 2012

Menaikkan Harga BBM = Menyengsarakan Rakyat


Menteri ESDM Jero Wacik di depan raker komisi VII DPR-RI (Selasa,6/3/2012), mewakili pemerintah menyodorkan opsi kenaikan BBM sebesar Rp 1.500 per liter menjadi Rp 6.000 per liter mulai April 2012. Rencana kenaikan harga BBM itu itu juga sudah dimasukkan dalam RAPBN-P 2012 yang sudah diajukan kepada DPR.


Rencana itu menuai banyak penolakan dari hampir semua kalangan masyarakat. Bahkan menurut hasil survey LSI dengan responden dari seluruh propinsi di Indonesia, 86 % masyarakat menolak kenaikan harga BBM. 

LIBERAL NGIBUL YAKIN


Oleh : Habib Muhammad Rizieq Syihab

Dalam Tradisi Hikayat Betawi ada istilah "Ngibul Yakin", maksudnya cerita bohong tapi meyakinkan. Salah satu kemahiran kaum Liberal adalah membungkus "kebohongan" secara akademik dalam teori ilmiah dan hypotesa serta analisa, lalu melemparnya dalam forum-forum dialog nasional maupun internasional.

Dengan menggunakan sarana canggih dan metode modern serta tekhnik mutakhir, maka penampilan mereka sangat meyakinkan sebagai cendikiawan dan intelektual yang sepertinya "cerdas". Hasilnya, bodoh tapi tampak pintar, bohong tapi tampak benar, ngawur tapi tampak jujur, khianat tapi tampak amanat. Itulah "Ngibul Yakin" kaum Liberal.

Wednesday, 14 March 2012

Seberapa Liberal kah kita?


Cara memandang Islam dengan faham liberal atau cara orang liberal memandang Islam tentu keduanya akan menemui jalan yang bukan mengantarkan pada Islam, bahkan akan menjauhkannya dari Islam yang benar. Sebab apabila ingin mendapatkan Islam yang genuine, alias asli, hanya dapat didekati dengan cara melibatkan seluruh komponen jasad, akal dan hati secara penuh.

Menurut Charles Le Gai Eaton, seorang orientalis yang kemudian masuk Islam, “Upaya memahami Islam tanpa menggunakan pendekatan pemahaman dan ketundukan terhadap kalimat syahadat, akan menghasilkan pemahaman Islam yang tidak menyentuh isi.” Inilah barangkali yang dialami oleh sebagian aktivis Islam liberal dalam memandang Islam.

Monday, 12 March 2012

PERUBAHAN HAKIKI DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Oleh: Ust.Syamsuddin Ramadhan


Lintasan sejarah manusia yang amat panjang tidak saja memampangkan kejadian dan peristiwa penting, lebih dari itu, sejarah juga menyediakan bermacam-macam pengalaman dan pelajaran yang tak ternilai harganya.  Dari sejarah, kita bisa belajar fluktuasi masyarakat, faktor-faktor yang menyebabkan bangkit dan mundurnya sebuah masyarakat, dan bagaimana sebuah masyarakat mentransformasikan dirinya menuju keadaan yang lebih baik.  Dengan mempelajari sejarah, baik sejarah yang cemerlang maupun gelap, kita bisa memformulasikan peradaban masa depan, jalan untuk mewujudkannya, dan persiapan-persiapan yang diperlukan untuk mengkonstruksi peradaban itu.



Wahai Para Pejuang

Oleh: Ghaisan Al Ghiffary

Di setiap zaman selalu ada pejuang-pejuang dakwah yang kelelahan.

Jika mereka lelah karena mengusung kebenaran...
...maka Allah akan menguatkannya kembali.

Tapi, jika mereka lelah karena tergoda DUNIA...

Kisah Bijak Para Sufi: Orang-Orang Buta dan Gajah

Oleh : Fenfen Fenda Florena


Dalam kitab Ad-Daulah al-Islamiyah  karangan as-Syaikh Abu Ibrahim Taqiyuddin Muhammad bin Ibrahim bin Mushthofa bin Ismail bin Yusuf bin Hasan bin Muhammad bin Nashiruddin an-Nabhani atau yang akrab dipanggil dengan nama as-Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani, kita mendapati penjelasan yang begitu terang, jelas dan menakjubkan tentang metode perjuangan yang ditempuh Rasulullah saw dalam meraih kepemimpinan  ditinjau dari sisi politis, sisi yang terkadang kerap tidak disoroti oleh kebanyakan umat islam saat ini.