Monday, 23 April 2012

Mengapa Barat Menjadi Sekuler - Liberal

Oleh : Adian Husaini, MA.PhD

Fenomena sekularisasi dan liberalisasi pada peradaban Barat – yang kemudian diglobalkan ke seluruh dunia -- dapat ditelusuri dari proses sejarah yang panjang yang dialami oleh salah satu peradaban besar di dunia ini. Setidaknya, ada tiga faktor penting yang menjadi latar belakang, mengapa Barat memilih jalan hidup sekular dan liberal dan kemudian mengglobalkan pandangan hidup dan nilai-nilainya ke seluruh dunia, termasuk di dunia Islam. Pertama, trauma sejarah, khususnya yang berhubungan dengan dominasi agama (Kristen) di zaman pertengahan. Kedua, problema teks Bible. Dan ketiga, problema teologis Kristen.

Wednesday, 11 April 2012

HAM: Kitab Suci Muslim Moderat?

Oleh: Amin Hasan

Salah satu konsep dalam Islam yang begitu penting dan mulia adalah konsep wasathiyyah, yang kemudian diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia menjadi Moderat. Konsep wasathiyyah ini mencerminkan karakter dan jatidiri yang khusus dimiliki oleh manhaj Islam yang di dalamnya mengandung nilai, ideologi, kriteria, dasar-dasar, serta simbol-simbol dalam pemikiran, pandangan hidup Islam (Islamic worldview), pelaksanaan dan penerapan dalam kehidupan seorang Muslim.  

Wednesday, 4 April 2012

Virus K-Pop dan Dekonstruksi Aqidah


Oleh: Muhammad Saad 

Hadirnya artis Korea (K-POP) dalam blantika hiburan, rupanya benar-benar telah membius dan menghipnotis sebagian besar masyarakat Indonesia, terutama para remaja. Mulai dari sinetron, lagu, bahkan pakaian dengan aksesorisnya menjadi kiblat bagi mereka yang mengidolakan.

Hampir semua remaja kini menggandrungi dan cenderung mengikuti trend artis Korea. Mulai potongan rambut disasak tanpa aturan, mode busana ala K-Pop Boy and Girl Band, sampai bahasa-pun, kian digandrungi. Bahkan yang ironis, karena saking inginnya untuk perfect dalam berbahasa Korea, seorang gadis fans berat Korean Style dari Inggris benama Rhiannon Brooksbank Jones mengoperasi lidahnya. 

Saturday, 31 March 2012

Racun Demokrasi dan Islam "Moderat"


Oleh: Farid Wadjdi (Lajnah Siyasiyi Hizbut Tahrir Indonesia)

Indonesia akan menjadi model bahwa tidak perlu ada konflik antara Islam dengan modernitas dan demokrasi. Hal ini disampaikan Presiden dalam pidatonya di depan peserta APEC CEO Summit 2011 di Honolulu, Hawaii (12/11). SBY Juga mengatakan Indonesia akan menjadi model Islam moderat yang berkomitmen menekan radikalisme dengan cara yang tidak melanggar HAM dan menjunjung demokrasi.
Secara pemikiran kita tentu mempertanyakan benarkah Islam sejalan dengan demokrasi? Mengingat dua sistem ini memiliki landasan pemikiran yang sangat berbeda dan bertolak belakang. Prinsip penting yang mutlak dalam demokrasi adalah kedaulatan di tangan rakyat (as siyadah lil sya’bi). Sumber hukum wajib berdasarkan kehendak rakyat dengan prinsip suara mayoritas. Artinya, yang menentukan benar dan salah adalah suara manusia.

Monday, 19 March 2012

Menaikkan Harga BBM = Menyengsarakan Rakyat


Menteri ESDM Jero Wacik di depan raker komisi VII DPR-RI (Selasa,6/3/2012), mewakili pemerintah menyodorkan opsi kenaikan BBM sebesar Rp 1.500 per liter menjadi Rp 6.000 per liter mulai April 2012. Rencana kenaikan harga BBM itu itu juga sudah dimasukkan dalam RAPBN-P 2012 yang sudah diajukan kepada DPR.


Rencana itu menuai banyak penolakan dari hampir semua kalangan masyarakat. Bahkan menurut hasil survey LSI dengan responden dari seluruh propinsi di Indonesia, 86 % masyarakat menolak kenaikan harga BBM. 

LIBERAL NGIBUL YAKIN


Oleh : Habib Muhammad Rizieq Syihab

Dalam Tradisi Hikayat Betawi ada istilah "Ngibul Yakin", maksudnya cerita bohong tapi meyakinkan. Salah satu kemahiran kaum Liberal adalah membungkus "kebohongan" secara akademik dalam teori ilmiah dan hypotesa serta analisa, lalu melemparnya dalam forum-forum dialog nasional maupun internasional.

Dengan menggunakan sarana canggih dan metode modern serta tekhnik mutakhir, maka penampilan mereka sangat meyakinkan sebagai cendikiawan dan intelektual yang sepertinya "cerdas". Hasilnya, bodoh tapi tampak pintar, bohong tapi tampak benar, ngawur tapi tampak jujur, khianat tapi tampak amanat. Itulah "Ngibul Yakin" kaum Liberal.

Wednesday, 14 March 2012

Seberapa Liberal kah kita?


Cara memandang Islam dengan faham liberal atau cara orang liberal memandang Islam tentu keduanya akan menemui jalan yang bukan mengantarkan pada Islam, bahkan akan menjauhkannya dari Islam yang benar. Sebab apabila ingin mendapatkan Islam yang genuine, alias asli, hanya dapat didekati dengan cara melibatkan seluruh komponen jasad, akal dan hati secara penuh.

Menurut Charles Le Gai Eaton, seorang orientalis yang kemudian masuk Islam, “Upaya memahami Islam tanpa menggunakan pendekatan pemahaman dan ketundukan terhadap kalimat syahadat, akan menghasilkan pemahaman Islam yang tidak menyentuh isi.” Inilah barangkali yang dialami oleh sebagian aktivis Islam liberal dalam memandang Islam.